Blog Details

Situasi Darurat Bencana, Begini Peran ISO 22301 Pertahankan Perusahaan

Situasi Darurat Bencana, Begini Peran ISO 22301 Pertahankan Perusahaan

5/5 - (3 votes)

Bencana dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, sehingga perusahaan harus mempersiapkan diri dalam menghadapi keadaan darurat bencana yang dapat mengganggu kelangsungan operasional mereka. Dengan menerapkan Sertifikasi ISO 22301, perusahaan dapat mempersiapkan diri secara efektif untuk menghadapi situasi darurat bencana.

ISO 22301 adalah standar internasional untuk Manajemen Kontinuitas Bisnis (Business Continuity Management/BCM). Standar ini dapat mengidentifikasi risiko yang dapat mengganggu operasional, mengembangkan strategi dan rencana pemulihan bisnis yang efektif, serta memastikan kelangsungan bisnis dalam situasi darurat atau bencana.

Standar ini juga mengurangi kerugian finansial, meningkatkan kepercayaan pelanggan, mematuhi persyaratan regulasi, dan memperkuat kemampuan perusahaan dalam menghadapi situasi darurat. Dalam artikel ini akan menjelajahi pentingnya ISO 22301 dalam mempersiapkan perusahaan menghadapi bencana dan langkah-langkah yang dapat diambil menggunakan standar tersebut.

 

Pentingnya Memahami Situasi Darurat Bencana

Memahami risiko atau situasi darurat bencana itu penting untuk dilakukan agar dapat mempersiapkan diri dengan baik dan meminimalisir dampak negatif yang mungkin terjadi. 

 

A. Mengidentifikasi Risiko

ISO 22301 dapat memahami risiko bencana dan membantu mengidentifikasi ancaman yang mungkin timbul dan memahami bagaimana mereka dapat mempengaruhi suatu wilayah, perusahaan, atau komunitas. ISO ini, standar Manajemen Kontinuitas Bisnis (Business Continuity Management/BCM), memberikan kerangka kerja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi risiko dalam konteks keberlanjutan bisnis

Penting untuk mencatat bahwa proses identifikasi risiko dalam ISO 22301 harus disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks organisasi. Metode yang digunakan dan rincian lebih lanjut dapat dijelaskan dalam kebijakan atau prosedur BCM yang ditetapkan oleh organisasi tersebut.

Dengan pemahaman yang baik tentang risiko, kita dapat mengidentifikasi jenis bencana yang mungkin terjadi, seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, atau badai, serta mengenali faktor-faktor yang meningkatkan risiko tersebut.

 

B. Perencanaan Kontinuitas Bisnis

Perencanaan Kontinuitas Bisnis (Business Continuity Planning/BCP) adalah proses untuk mengidentifikasi risiko, mengembangkan strategi, dan merancang langkah-langkah untuk menjaga kontinuitas operasional perusahaan dalam menghadapi bencana atau gangguan yang tidak terduga.

Dalam ISO 22301, BCP ini bagian dari komponen kunci dalam implementasi Manajemen Kontinuitas Bisnis (Business Continuity Management/BCM) karena standar dari ISO ini memberikan kerangka kerja yang terstruktur untuk perencanaan kontinuitas bisnis.

Perencanaan kontinuitas bisnis dalam ISO 22301 adalah proses yang berkelanjutan.  Standar ini memerlukan perusahaan untuk mengembangkan rencana pemulihan bisnis yang komprehensif, sehingga perusahaan dapat memulihkan operasional bisnis dengan lebih cepat setelah bencana.

Baca juga : 10 Manfaat Utama Mengadopsi ISO 27001:2022 untuk Keamanan Informasi Bisnis Anda

 

Menjaga Kontinuitas Bisnis

Menjaga kontinuitas bisnis adalah proses strategis dan operasional yang bertujuan untuk memastikan kelangsungan operasional perusahaan dalam menghadapi gangguan atau bencana.

 

A. Mengurangi Downtime

Mengurangi downtime (waktu henti) merupakan hal yang penting dalam berbagai industri dan bisnis. Downtime dapat menyebabkan kerugian finansial, penurunan produktivitas, hilangnya kepercayaan pelanggan, dan dampak negatif lainnya.

Dalam ISO 22301, downtime merupakan tujuan yang penting dalam manajemen kontinuitas bisnis. Dengan menganalisis dampak bisnis, melakukan rancangan pemulihan bisnis dan melakukan langkah-langkah yang sesuai lainnya, perusahaan dapat mengurangi downtime, meminimalkan dampak negatif yang mungkin terjadi akibat gangguan atau bencana serta memastikan kelangsungan bisnis.

Dengan demikian, bisnis tetap berjalan, meningkatkan produktivitas dan dapat mengurangi risiko kerugian finansial, reputasi dan kehilangan pelanggan.

 

B. Mempertahankan Kepercayaan Pemangku Kepentingan

Mempertahankan kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholders) adalah hal yang krusial dalam menjalankan bisnis. Pemangku kepentingan meliputi pelanggan, karyawan, mitra bisnis, pemegang saham, pemerintah, dan masyarakat luas.

ISO 22301 dapat membantu perusahaan dalam membangun reputasi yang solid, sehingga dengan memiliki sertifikat dari ISO 22301 ini menjadi keunggulan yang dapat membedakan perusahaan dari pesaing dalam bisnis yang kompetitif.

Dengan mempertahankan kepercayaan pemangku kepentingan, Anda membangun reputasi yang baik dan mendukung keberhasilan jangka panjang perusahaan Anda. Memprioritaskan hubungan yang baik dengan pemangku kepentingan akan menciptakan lingkungan yang positif dan berkelanjutan bagi pertumbuhan bisnis Anda.

Baca juga : Kupas Tuntas Integrasi ISO 22301 dan ISO 9001, Pengertian hingga Penerapannya

 

Respons yang Cepat dan Efektif

Respon yang cepat dan efektif merupakan komponen kunci dalam ISO 22301, yang berkaitan dengan Manajemen Kontinuitas Bisnis (Business Continuity Management/BCM)

 

A. Sistem Manajemen Risiko yang Terstruktur

Sistem Manajemen Risiko yang terstruktur merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, mengelola, dan memantau risiko yang dihadapi oleh suatu organisasi. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak negatif dari risiko dan memanfaatkan peluang yang muncul.

Standar dari ISO 22301 ini mendorong perusahaan untuk mengadopsi sistem manajemen risiko yang terstruktur dan berkelanjutan. Dengan demikian, perusahaan dapat dengan cepat merespon bencana dengan lebih tepat dan efektif.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, organisasi dapat membangun sistem manajemen risiko yang terstruktur dan efektif. Hal ini membantu mengidentifikasi, mengelola, dan meminimalkan risiko yang dihadapi organisasi, sehingga memperkuat kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan dan menjaga kelangsungan operasional.

 

B. Uji Coba dan Evaluasi

Standar dari ISO 22301 ini mampu mendorong perusahaan untuk melakukan uji coba dan evaluasi secara teratur. Uji coba dan evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen risiko dan pemantauan sistem manajemen risiko yang efektif.

Uji coba melibatkan simulasi atau pengujian nyata terhadap rencana respons terhadap risiko atau skenario yang telah diidentifikasi. Sehingga dari uji coba tersebut perusahaan dapat mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan yang mungkin ada.

Dengan melaksanakan uji coba dan evaluasi yang teratur, perusahaan dapat meningkatkan respons dan kemampuan dalam mengelola risiko. Sehingga dapat memperkuat sistem manajemen risiko dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam menghadapi risiko yang mungkin terjadi.

Baca juga : Kupas Tuntas Perbedaan ISO 22301:2019 dan ISO 22301:2012

 

Kesimpulan

Menghadapi bencana adalah tantangan yang serius bagi perusahaan. Namun, dengan mengadopsi ISO 22301 dan menerapkan sistem manajemen kontinuitas bisnis yang efektif, perusahaan dapat mempersiapkan diri dengan baik dan mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi. 

ISO 22301 membantu perusahaan memahami risiko bencana, merencanakan langkah-langkah pemulihan, dan menjaga kontinuitas bisnis. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian ini, ISO 22301 memberikan panduan yang berharga untuk memastikan bahwa perusahaan Anda tetap berjalan dengan lancar bahkan saat menghadapi bencana.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Subscribe our newsletter

Open chat
Hallo,
Silahkan tinggalkan pesan Anda disini.