5 Menit Membaca–
Berbagai inovasi terus lahir untuk memudahkan, membantu berbagai pekerjaan, termasuk dalam pengembangan perusahaan dan bisnis. Mulai dari penggunaan teknologi terbaru, penerapan sistem manajemen yang lebih efektif dan sebagainya.
Dalam pengembangan perusahaan, terdapat sistem atau alat manajemen yang populer dan banyak dipakai oleh perusahaan, yaitu Total Quality Management (TQM) dan Six Sigma. Kedua sistem merupakan alat ukur untuk menguji peningkatan kualitas produk atau pelayanan pada perusahaan. Namun terdapat perbedaan satu sama lain.
Secara umum TQM dan Six Sigma merupakan salah satu tools dalam implementasi ISO yang berfokus pada peningkatan kualitas produk atau jasa yang akan dinikmati oleh konsumen. Berikut penjelasan lebih lanjut terkait TQM dan Six Sigma.
Apa itu TQM?
Total Quality Management adalah suatu sistem manajemen kualitas yang berfokus kualitas dengan melibatkan semua karyawan untuk melakukan peningkatan atau perbaikan produk atau jasa yang berkesinambungan.
TQM merupakan pengembangan dari konsep Total Quality Control pada 1950 yang menitikberatkan bahwa kualitas produk dapat ditingkatkan dengan meningkatkan jangkauan standar kualitas dari sektor hulu.
Total Quality Management mendorong integrasi dan penguatan kedisiplinan kualitas dalam seluruh tahapan operasional perusahaan dengan menggunakan strategi, data dan komunikasi yang efektif. Sehingga perusahaan dapat mencapai keberhasilan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction).
Baca juga :
Apa itu Six Sigma?
Six Sigma adalah suatu alat manajemen yang fokus terhadap pengendalian kualitas produk atau jasa dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Tujuan utama dari Six Sigma untuk, menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu dan biaya produksi agar lebih efisien.
Six sigma pertama kali diterapkan oleh Motorola yang mengalami kehilangan market akibat perbedaan kualitas produk dibandingkan dengan perusahaan Jepang pada 1980an.
Saat itu Motorola bahkan melakukan evaluasi hingga 5 kali dalam 5 tahun namun masih belum berhasil. Kemudian Motorola menerapkan six sigma dengan menggunakan statistical tools yang digabungkan dengan ilmu manajemen financial metrics yaitu Return on Investment (ROI) sebagai salah satu alat ukur quality improvement process.
Six Sigma kemudian banyak dipakai oleh berbagai perusahaan. Salah satunya perusahaan General Electric pada 1995 yang menggunakan six sigma di seluruh aspek bisnis untuk menghadapi tantangan kualitas kelas dunia. General Electrik memperbaharui seluruh lini operasional mulai dari produktivitas, Inventory Return, dan lain sebagainya.
Dapat disimpulkan, Six Sigma berfokus pada peningkatan performa perusahaan dan menurunkan kemungkinan kesalahan produk atau jasa.
Fokus dan Ruang Lingkup
Salah satu perbedaan antara TQM dan Six Sigma adalah pada fokus dari kedua metode ini. TQM fokus pada pada masing-masing sektor atau bidang dalam meningkatkan kualitas produk atau jasa. Fokus utama TQM yaitu mencapai kepuasan pelanggan.
Sementara Six Sigma sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara menyeluruh dalam upaya menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu dan biaya produksi.
Six Sigma merupakan sistem yang lebih komprehensif karena memiliki strategi yang fokus pada peningkatan kepuasan pelanggan. Six Sigma juga memiliki disiplin ilmu karena mengikuti model formal yaitu DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control).
Di samping itu, terdapat beberapa kelemahan dalam penerapan TQM. Seperti tidak terlalu memperhatikan isu bisnis lainnya karena lebih fokus pada peningkatan kualitas. Kemudian implementasi TQM juga membangun pemahaman bahwa masalah kualitas merupakan tanggung jawab departemen quality control. Padahal masalah kualitas juga bisa bersumber dari departemen lain.
Kelemahan TQM juga terdapat pada penekanan pada standar minimum kualitas produk, bukan pada bagaimana meningkatkan kinerja produk.
Beranjak dari kelemahan tersebut Six Sigma disebut sebagai penyempurna dari sistem TQM dengan menjadi solusi dari permasalahan atas. Dimana Six Sigma menggunakan isu bisnis lainnya, biaya dan waktu sebagai bagian yang harus diperbaiki dalam meningkatkan kualitas produk atau jasa.
Six sigma juga menggabungkan semua tujuan perusahaan dalam satu kesatuan. Sehingga tidak berfokus pada kualitas, namun juga target perusahaan lainnya.
Metode TQM dan Six Sigma
Hal yang membedakan kedua sistem ini adalah metode yang digunakan. Meski secara umum TQM dan Six Sigma bertujuan dalam meningkatkan kualitas produk atau jasa. Berikut ulasannya;
Metode TQM
Sejak awal diterapkan, Total Quality Management telah memiliki beberapa metode yang banyak dipakai oleh perusahaan.
- Metode W. Edwards Deming
Metode W. Edwards Deming atau Siklus Deming merupakan model perbaikan berkesinambungan yang terdiri atas empat komponen utama secara berurutan yang dikenal dengan siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA).
- Metode Joseph M. Juran
Metode Joseph M. Juran memiliki tiga langkah dasar dalam mencapai kualitas yang cocok atau sesuai dengan harapan konsumen untuk digunakan (fitness for use), yaitu
a. Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambungan yang dikombinasikan dengan dedikasi dan keadaan yang mendesak.
b. Mengadakan program pelatihan secara luas.
c. Membantu komitmen dan kepemimpinan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi.
- Metode Philip B. Crosby
Metode ini memiliki dalil-dalil manajemen kualitas yaitu:
a. Definisi kualitas adalah sama dengan persyaratan
b. Sistem kualitas adalah pencegahan
c. Kerusakan nol “zero effect” merupakan standar kinerja yang harus digunakan
d. Ukuran kualitas adalah price of nonconformance
Metode Six Sigma
Terdapat dua metode utama dalam Six Sigma. Pertama Define, Measure, Analyze, Improve, Control (DMAIC) dan Define, Measure, Analyze, Design, Validate (DMADV).
- DMAIC
Metode DMAIC bertujuan untuk mengembangkan produk atau jasa untuk meningkatkan kepuasan konsumen. DMAIC terdiri atas 5 proses yaitu:
a. Define: penentuan masalah, tujuan, dan proses.
b. Measure: pengukuran masalah, performa yardstick, dan evaluasi sistem pengukuran.
c. Analyze: analisis efektivitas dan efisiensi proses untuk mencapai tujuan.
d. Improve: identifikasi cara perbaikan atau pengembangan suatu proses.
e. Control: proses penilaian performa implementasi strategi tahap-tahap sebelumnya.
- DMADV
Metode DMADV digunakan untuk mendesain ulang proses manufaktur produk baru. Metode ini sering digunakan untuk mengatasi kualitas produk atau jasa yang tidak memuaskan pelanggan meski sudah dilakukan optimasi.
DMADV juga terdiri dari lima proses yaitu Define, Measure Analyze, Design dan Verify.
Kedua metode Six Sigma ini merupakan pengembangan dari konsep siklus PDCA W. Edwards Deming. Namun dalam aplikasinya, DMAIC digunakan untuk memperbaiki proses bisnis yang sedang berjalan. Dan DMADV untuk membuat produk baru atau mendesain ulang proses kinerja tanpa ada produk yang cacat.
Baca juga :
Pada dasarnya TQM dan Six Sigma membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas produk atau jasa, sehingga tetap mendapatkan konsumen. Sebab, di tengah kondisi pasar yang semakin kompetitif ini, kualitas merupakan modal besar yang harus dimiliki perusahaan untuk tetap bisa bertahan. Nah, bagaimana dengan perusahaan kamu, apakah sudah berhasil mencapai kualitas terbaik yang diharapkan oleh pasar?